Semakin menipisnya cadangan minyak bumi tanpa diimbangi dengan
penurunan pemakaian telah berdampak pada terjadinya kelangkaan bahan bakar
pada masyarakat. Pemakaian bahan bakar fosil secara terus menerus juga
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan seperti kenaikan suhu bumi atau
pemanasan global, serta polusi udara yang saat ini mulai dirasakan masyarakat
Indonesia dan Dunia (Hambali dkk., 2007) oleh karena itu penelitian terus
dilakukan untuk mendapatkan sumber energi yang murah, efisien, dan ramah
lingkungan, salah satunya adalah sel bahan bakar (fuel cell). Fuel cell atau sel
bahan bakar merupakan salah satu sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan dengan efektivitas tinggi dan rendah emisi, menghasilkan air dan
panas sebagai produk residu. Salah satu jenis sel bahan bakar yaitu Polymer
Electrolyte Membran Fuel Cell (PEMFC). Polymer Electrolyte Membran Fuel
Cell (PEMFC) bekerja pada suhu operasi relatif rendah (antara 60-150 o
C).
Aplikasi PEMFC banyak dipakai sebagai sumber energi untuk kendaraan,
perumahan, dan telepon selular. Salah satu komponen penting sumber energi
PEMFC adalah membran polimer elektrolit. Membran tersebut merupakan salah
satu komponen inti dari PEMFC yang berfungsi menghantarkan kation dari anoda
ke katoda. Hingga saat ini membran komersial yang telah banyak digunakan yaitu
membran perflorosulfonat dari Nafion® karena memiliki konduktivitas proton,
kekuatan mekanik, dan kimia tinggi (Li dkk., 2003; Byungchan, 2005).